Sunday, October 5, 2014

Mengenal Jenis-jenis Bintang di alam semesta

ad+1



INTERMEZO :

Ketika kita menatap bintang di langit malam, kita dihadapkan pada kubah raksasa yang disebut bola langit. Orang yunani kuno membagi bola langit ini ke dalam daerah-daerah yang disebut rasi. Sampai saat ini diketahui ada 88 rasi bintang. Nama-nama rasi ini kebanyakan bersumber dari mitologi Yunani seperti Canis Major, Ursa Minor, Scorpio, dan Orion.

Ada banyak cara dalam penamaan bintang di antaranya dengan memberi nama dari
bahasa Yunani (Scorpio, Crux, Ophiucus, Aquarius, Orion), penamaan berdasarkan rasi tempat bidang  tersebut berada (contoh : Alpha Centauri berarti bintang paling terang pada konstelasi Centauri, bintang kedua paling terang disebut Beta, dan seterusnya), dan penamaan berdasarkan nomor urutnya dalam katalog atau cara modern (contoh : NGC 6205).Salah satu cara pengklasifikasian bintang adalah berdasarkan suhunya dan kemiripan susunan garis spektrumnya.

Giant Star (bintang raksasa)
Giant star mempunyai luminositas (luminositas: intensitas cahaya/energi yang dipancarkan bintang per detik) hingga 1000 kali luminositas Matahari dan bisa 200 kali lebih besar. Contoh giant star adalah Aldebaran, atau Alpha Tauri, bintang tercerah di konstelasi Taurus.

Supergiant Star (bintang super-raksasa)
Supergiant merupakan bintang terbesar. Yang terbesar yang ditemukan sejauh ini luminositasnya 10 juta kali luminositas Matahari. Bila Matahari sebesar itu, tidak akan ada Bumi karena sudah ‘dilahap’ dan bintang ini masih lebih besar dari itu. Contoh supergiant adalah Betelgeuse (Alpha Ori), Rigel (Beta Ori), dan Mu Cephei.

Dwarf (bintang katai/cebol)
Matahari kita merupakan dwarf. Selama masa hidupnya, bintang mengalami banyak fase. Bila ukurannya seimbang dengan beratnya, bintang itu disebut ‘dwarf’.
Dwarf coklat (brown dwarf) merupakan bintang gagal yang tidak cukup panas untuk menjadi bintang yang normal.
Dwarf putih (white dwarf) adalah bintang mati yang perlahan-lahan menghabiskan bahan bakarnya. Penamaan ‘putih’ sebenarnya tidak terlalu tepat, karena bintang ini berubah warna dari putih menjadi merah. Namun pada akhirnya, bintang ini akan menjadi dwarf hitam (black dwarf) – bintang mati yang sudah tidak punya luminositas. Dwarf coklat dan putih diyakini merupakan bintang-bintang yang ‘menghuni’ dark matter (materi gelap) di alam semesta.




Bintang Neutron
Setelah meledak menjadi supernova, bintang yang massanya dua kali massa Matahari akan menjadi bintang neutron. Bintang ini meledak dan menghancurkan atom-atomnya, dan menyatukan proton dan elektron sehingga hanya menyisakan neutron hasil fusi tersebut. Hal ini membuat bintang neutron menjadi sangat mampat/padat. Bintang neutron yang diameternya sekitar 30 km massanya sama dengan massa Matahari. Jika kita bisa memindahkan materi sebanyak satu sendok teh ke Bumi, materi kecil itu akan seberat gunung. Bintang neutron berputar dengan kecepatan sangat tinggi. Beberapa bahkan berputar ratusan kali per detik.

Pulsar
Pulsar, atau ‘pulsating star’, adalah bintang neutron yang memancarkan getaran radiasi yang teratur – biasanya gelombang radio – dari kutub magnetiknya. Contoh pulsar adalah PSR+121 (yang merupakan pulsar radio). Pulsar ini merupakan bintang neutron pertama yang diketahui sebagai pulsar. Radiasi lain yang dipancarkan adalah sinar X dan sinar Gamma.

Magnetar
Magnetar diyakini merupakan bintang neutron yang mempunyai medan magnet jauh lebih kuat.

Berdasarkan spektrum dan temperaturnya, bintang dibagi menjadi tujuh tipe atau sering di kenal dengan pengklasifikasian bintang menurut Angelo Secchi (1863):
1. tipe O (bintang paling biru): 40.000-29.000 derajat C;
2. tipe B: 28.000-9.700 derajat C;
3. tipe A: 9.600-7.200 derajat C;
4. tipe F: 7.100-5.800 derajat C;
5. tipe G: 5.700-4.700 derajat C;
6. tipe K: 4.600-3.300 derajat C;
7. tipe M (bintang paling merah): 3.200-2.100 derajat C.

Matahari kita adalah bintang bertipe G2, sedangkan Sirius (Alpha Canis Majoris) bertipe A0





Penjelasan Klasifikasi :


















1. Kelas spektra O
Berwarna biru, temperatur > 30.000 K, garis-garis He terionisasi, garis N terionisasi 2x, garis Si terionisasi 3x, garis H tampak tapi lemah. Contoh bintang : Alnitak, Bintang 10 Lacerta.


2. Kelas spektra B
Berwarna biru, temperatur 11.000 – 30.000 K, garis He netral, garis Si terionisasi 1 atau 2 x, garis O terionisasi, garis H tampak lebih jelas ketimbang kelas O. Contoh bintang : Rigel, Spica.



3. Kelas spektra A
Berwarna biru, temperatur 7.500 – 11.000 K, garis H sangat kuat, garis Mg, Si, Fe, dan Ca terionisasi 1x, garis logam netral tampak lemah. Contoh bintang : Sirius, Vega.

4. Kelas spectra F
Berwarna biru keputih-putihan, temperatur 6.000 – 7.500 K, garis H lebih lemah dari kelas A, garis Ca, Fe, Cr terionisasi 1x, garis Fe dan Cr netral. Contoh bintang : Canopus, Procyon.

5. Kelas spectra G
Berwarna putih kekuning-kuningan, temperatur 5.000 – 6.000 K, garis H lebih lemah, garis Ca terionisasi, pita molekul G-Band sangat kuat. Contoh bintang : Capella, Matahari.

6. Kelas spectra K
Berwarna jingga kemerah-merahan, temperatur 3.500 – 5.000 K, garis H sangat lemah, garis logam netral mendominasi, Pita Titanium Oksida tampak. Contoh bintang : Arcturus, Aldebaran.

7. Kelas spectra M
Berwarna merah, temperature 2.500 – 3.000 K, pita molekul Titanium Oksida sangat mendominasi, garis logam netral tampak dengan jelas. Contoh bintang : Betelgeuse, Antares.
    
      Selain penggolongan kelas spectra O-B-A-F-G-K-M, ada juga yang mengklasifikasikan ke dalam kelas W-O-B-A-F-G-K-M-R-N-S.  Untuk mudah mengingatnya, bisa menggunakan jembatan keledai Wow-Oh-Be-A-Fine-Girl-Kiss-Me-Right-Now-Sweetie. Dari situ  terlihat bahwa bintang yang paling panas warnanya justru biru, bukan merah. Semakin merah suatu bintang, maka semakin dingin suhunya.


sumber bahan :


0 comments:

Post a Comment

Home Baak Gunadarma Studentsite Gunadarma Situs Jurusan SI About
Copyright © 2014 All 'Bout SoftSkill | All Rights Reserved. Design By Blogger Templates