INTERMEZO :
Ketika
kita menatap bintang di langit malam, kita dihadapkan pada kubah raksasa yang
disebut bola langit. Orang yunani kuno membagi bola langit ini ke dalam
daerah-daerah yang disebut rasi. Sampai saat ini diketahui ada 88 rasi bintang.
Nama-nama rasi ini kebanyakan bersumber dari mitologi Yunani seperti Canis
Major, Ursa Minor, Scorpio, dan Orion.
Ada
banyak cara dalam penamaan bintang di antaranya dengan memberi nama dari
bahasa Yunani (Scorpio, Crux, Ophiucus, Aquarius, Orion), penamaan berdasarkan rasi tempat bidang tersebut berada (contoh : Alpha Centauri berarti bintang paling terang pada konstelasi Centauri, bintang kedua paling terang disebut Beta, dan seterusnya), dan penamaan berdasarkan nomor urutnya dalam katalog atau cara modern (contoh : NGC 6205).Salah satu cara pengklasifikasian bintang adalah berdasarkan suhunya dan kemiripan susunan garis spektrumnya.
bahasa Yunani (Scorpio, Crux, Ophiucus, Aquarius, Orion), penamaan berdasarkan rasi tempat bidang tersebut berada (contoh : Alpha Centauri berarti bintang paling terang pada konstelasi Centauri, bintang kedua paling terang disebut Beta, dan seterusnya), dan penamaan berdasarkan nomor urutnya dalam katalog atau cara modern (contoh : NGC 6205).Salah satu cara pengklasifikasian bintang adalah berdasarkan suhunya dan kemiripan susunan garis spektrumnya.
Giant
Star (bintang raksasa)
Giant
star mempunyai luminositas (luminositas: intensitas cahaya/energi yang
dipancarkan bintang per detik) hingga 1000 kali luminositas Matahari dan bisa
200 kali lebih besar. Contoh giant star adalah Aldebaran, atau Alpha Tauri,
bintang tercerah di konstelasi Taurus.
Supergiant Star (bintang super-raksasa)
Supergiant Star (bintang super-raksasa)
Supergiant merupakan bintang
terbesar. Yang terbesar yang ditemukan sejauh ini luminositasnya 10 juta kali
luminositas Matahari. Bila Matahari sebesar itu, tidak akan ada Bumi karena
sudah ‘dilahap’ dan bintang ini masih lebih besar dari itu. Contoh supergiant
adalah Betelgeuse (Alpha Ori), Rigel (Beta Ori), dan Mu Cephei.
Dwarf (bintang
katai/cebol)
Matahari
kita merupakan dwarf. Selama masa hidupnya, bintang mengalami banyak fase. Bila
ukurannya seimbang dengan beratnya, bintang itu disebut ‘dwarf’.
Dwarf
coklat (brown dwarf) merupakan bintang gagal yang tidak cukup panas untuk
menjadi bintang yang normal.
Dwarf
putih (white dwarf) adalah bintang mati yang perlahan-lahan menghabiskan bahan
bakarnya. Penamaan ‘putih’ sebenarnya tidak terlalu tepat, karena bintang ini
berubah warna dari putih menjadi merah. Namun pada akhirnya, bintang ini akan
menjadi dwarf hitam (black dwarf) – bintang mati yang sudah tidak punya
luminositas. Dwarf coklat dan putih diyakini merupakan bintang-bintang yang
‘menghuni’ dark matter (materi gelap) di alam semesta.
Bintang
Neutron
Setelah
meledak menjadi supernova, bintang yang massanya dua kali massa Matahari akan
menjadi bintang neutron. Bintang ini meledak dan menghancurkan atom-atomnya,
dan menyatukan proton dan elektron sehingga hanya menyisakan neutron hasil fusi
tersebut. Hal ini membuat bintang neutron menjadi sangat mampat/padat. Bintang
neutron yang diameternya sekitar 30 km massanya sama dengan massa Matahari. Jika
kita bisa memindahkan materi sebanyak satu sendok teh ke Bumi, materi kecil itu
akan seberat gunung. Bintang neutron berputar dengan kecepatan sangat tinggi.
Beberapa bahkan berputar ratusan kali per detik.
Pulsar
Pulsar, atau ‘pulsating star’, adalah bintang neutron yang memancarkan getaran radiasi yang teratur – biasanya gelombang radio – dari kutub magnetiknya. Contoh pulsar adalah PSR+121 (yang merupakan pulsar radio). Pulsar ini merupakan bintang neutron pertama yang diketahui sebagai pulsar. Radiasi lain yang dipancarkan adalah sinar X dan sinar Gamma.
Magnetar
Magnetar diyakini merupakan bintang neutron yang mempunyai medan magnet jauh lebih kuat.
Berdasarkan spektrum dan temperaturnya, bintang dibagi menjadi tujuh tipe atau sering di kenal dengan pengklasifikasian bintang menurut Angelo Secchi (1863):
Pulsar
Pulsar, atau ‘pulsating star’, adalah bintang neutron yang memancarkan getaran radiasi yang teratur – biasanya gelombang radio – dari kutub magnetiknya. Contoh pulsar adalah PSR+121 (yang merupakan pulsar radio). Pulsar ini merupakan bintang neutron pertama yang diketahui sebagai pulsar. Radiasi lain yang dipancarkan adalah sinar X dan sinar Gamma.
Magnetar
Magnetar diyakini merupakan bintang neutron yang mempunyai medan magnet jauh lebih kuat.
Berdasarkan spektrum dan temperaturnya, bintang dibagi menjadi tujuh tipe atau sering di kenal dengan pengklasifikasian bintang menurut Angelo Secchi (1863):
1. tipe O (bintang paling biru):
40.000-29.000 derajat C;
2. tipe B: 28.000-9.700 derajat
C;
3. tipe A: 9.600-7.200 derajat C;
4. tipe F: 7.100-5.800 derajat C;
5. tipe G: 5.700-4.700 derajat C;
6. tipe K: 4.600-3.300 derajat C;
7. tipe M (bintang paling merah):
3.200-2.100 derajat C.
Matahari kita adalah bintang bertipe G2, sedangkan Sirius (Alpha Canis Majoris) bertipe A0
Penjelasan
Klasifikasi :
1. Kelas
spektra O
Berwarna
biru, temperatur > 30.000 K, garis-garis He terionisasi, garis N terionisasi
2x, garis Si terionisasi 3x, garis H tampak tapi lemah. Contoh bintang :
Alnitak, Bintang 10 Lacerta.
2. Kelas
spektra B
Berwarna
biru, temperatur 11.000 – 30.000 K, garis He netral, garis Si terionisasi 1
atau 2 x, garis O terionisasi, garis H tampak lebih jelas ketimbang kelas O. Contoh
bintang : Rigel, Spica.
3. Kelas
spektra A
Berwarna
biru, temperatur 7.500 – 11.000 K, garis H sangat kuat, garis Mg, Si, Fe, dan
Ca terionisasi 1x, garis logam netral tampak lemah. Contoh bintang : Sirius,
Vega.
4. Kelas
spectra F
Berwarna
biru keputih-putihan, temperatur 6.000 – 7.500 K, garis H lebih lemah dari
kelas A, garis Ca, Fe, Cr terionisasi 1x, garis Fe dan Cr netral. Contoh
bintang : Canopus, Procyon.
5. Kelas
spectra G
Berwarna
putih kekuning-kuningan, temperatur 5.000 – 6.000 K, garis H lebih lemah, garis
Ca terionisasi, pita molekul G-Band sangat kuat. Contoh bintang : Capella,
Matahari.
6. Kelas
spectra K
Berwarna
jingga kemerah-merahan, temperatur 3.500 – 5.000 K, garis H sangat lemah, garis
logam netral mendominasi, Pita Titanium Oksida tampak. Contoh bintang :
Arcturus, Aldebaran.
7. Kelas
spectra M
Berwarna
merah, temperature 2.500 – 3.000 K, pita molekul Titanium Oksida sangat
mendominasi, garis logam netral tampak dengan jelas. Contoh bintang :
Betelgeuse, Antares.
Selain penggolongan kelas spectra O-B-A-F-G-K-M, ada juga yang
mengklasifikasikan ke dalam kelas W-O-B-A-F-G-K-M-R-N-S. Untuk mudah
mengingatnya, bisa menggunakan jembatan
keledai Wow-Oh-Be-A-Fine-Girl-Kiss-Me-Right-Now-Sweetie. Dari situ
terlihat bahwa bintang yang paling panas warnanya justru biru, bukan merah.
Semakin merah suatu bintang, maka semakin dingin suhunya.
0 comments:
Post a Comment