(TEORI DASAR TENTANG KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI)
Komunikasi
berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang
berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan
makna, “commonness”. Atau dengan
ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan
atau sikap kita dengan partisipan lainnya.
Menurut Wiryanto, Komunikasi organisasi
adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal
maupun informal dari suatu organisasi.
Definisi
fungsional Komunikasi Organisasi :
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu
organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi
dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam
suatu lingkungan.
Komunikasi organisasi terjadi kapan pun, setidak-tidaknya satu orang yang
menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukkan.
Karena fokusnya adalah komunikasi di antara anggota-anggota suatu organisasi.
Analisa komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang
terjadi secara simultan.
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi :
-
Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi (information-processing system)
-
Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan
peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
-
Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
-
Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran
yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.
Unsur-unsur Komunikasi :
-
Komunikator : orang yang menyampaikan isi
pernyataannya kepada komunikan
-
Komunikan : Merupakan penerima pesan atau berita
yang disampaikan oleh komunikator
-
Saluran, Media, channel : merupakan jalan yang
dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan dan sebaliknya.
BAB II. ISI
(PEMBAHASAN / CONTOH KASUS)
Proses Komunikasi Organisasi
1. Komunikasi Internal
Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan dalam sruktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara
horizontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan. Dua
dimensi komunikasi internal:
1.
Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari pimpinan ke staf dan dari
staf ke pimpinan dengan cara timbal balik.
2.
Komunikasi horizontal yaitu komunikasi mendatar antara anggota staf
dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal.
3. Komunikasi diagonal yaitu
komuniasi antara pimpinan.
2. Komunikasi
eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak diluar organisasi.
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak yang bersifat informatif atau bisa
juga komunikasi dari khlayak kepada organisasi.
Contoh Kasus :
Pengaruh komunikasi dalam organisasi terhadap kinerja karyawan melalui
kepuasan kerja (studi kasus pada karyawan bagian produksi Pabrik Kertas CV
Setia Kawan Tulungagung).
Komunikasi dalam organisasi, kepuasan kerja, kinerja. Dewasa ini telah
banyak organisasi yang berdiri dan berkembang sukses baik dalam skala kecil maupun
besar.
Organisasi sendiri merupakan suatu alat dimana orang-orang mempersatukan
kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama. Sering dijumpai bahwa
karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam melaksanakan tugasnya karena informasi
mengenai prosedur kerja yang disampaikan
pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa
khawatir, segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan adanya perasaan-perasaan tersebut dalam melaksanakan tugas
mengakibatkan kinerja karyawan menjadi menurun. Salah satu jalan mengatasi
semua ini adalah dengan saluran komunikasi. Studi kasus ini bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam
tentang komunikasi dalam organisasi yang ada di Pabrik Kertas CV Setia Kawan
Tulungagung guna meningkatkan kinerja karyawan melalui kepuasan kerja.
Berdasarkan wacana diatas disarankan antara atasan dengan bawahan pada
Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung lebih sering meningkatkan koordinasi
(mengadakan sharing) sehingga setiap kegiatan akan berjalan dengan baik karena
dapat mengerti perasaan karyawan mulai dari masalah pekerjaan, rekan sekerja,
sampai masalah kesesuaian upah, secara
periodik para atasan (direktur, manager, kepala bagian) lebih sering terjun
langsung ke lapangan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja, pimpinan
memperhatikan keluhan-keluhan dari para karyawan.
BAB III. PENUTUP
(Kesimpulan)
Pada
dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan sehari-hari dalam aspek
apapun, baik itu dalam kegiatan berorganisasi atau dalam kehidupan sehari-hari,
dalam kegiatan berorganisasi, komunikasi diperlukan dengan tujuan agar sebuah
system atau komunikasi yang ada bisa terjalin dengan sempurna dan lebih baik.
Komunikasi
dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi diantara beberapa
orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan/informasi
saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim
untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima.
Komunikasi
sangat penting dalam kehidupan manusia adalah makhluk social yang saling
membutuhkan antara satu dengan yang lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus
memiliki dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam
berkomunikasi. Dalam proses kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak
hambatan-hambatan dalam berkomunikasi.
Tujuan
komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa
yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi
diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi,
yaitu verbal dan nonverbal, komunikasi verbal atau tertulis dan komunikasi
nonverbal atau bahasa (gerak tubuh). Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman
pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam berkomunikasi
pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi informasi serta penerima
informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yang mutualisme antara keduanya.